- Memilih Bahan Sastera
- Prosa Moden
- Cerpen
- Drama
- Novel
- Laman Kaki Novel
- Koleksi Novel (Sinopsis)
- Prosa Tradisional
Prosa Tradisional merupakan penceritaan klasik yang berciri sesuatu bangsa. Ianya lahir daripada sifat budaya, cara hidup, tempat tinggal, bidang pekerjaan dan kaum dan agama sesuatu bangsa.
- Sastera Epik
- Dikenali juga sebagai sastera pahlawan. Karya-karya sastera epik mengisahkan wira-wira yang menjadi kebanggaan rakyat dahulu kala diatas sumbanagn dan jasa yang telah ditaburkan demi keamanan dan kemakmuran sesebuah negeri. Keistimewaan tokoh ini dicampuradukkan dengan unsur mitos,lagenda,cerita rakyat dan sejarah.
- Jenis dan penggolongan sastera epik.
- Epik Kebangsaan
- Contoh: Hikayat Hang Tuah
- Sinopsis Hikayat Hang Tuah
- Alkisah, Di pantai barat Semenanjung Melayu, terdapat sebuah kerajaan bernama Negeri Bintan. Waktu itu ada seorang anak lakik-laki bernama Hang Tuah. Ia seorang anak yang rajin dan pemberani serta sering membantu orangtuanya mencari kayu di hutan. Hang Tuah mempunyai empat orang kawan, yaitu Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu dan Hang Kesturi. Ketika menginjak remaja, mereka bermain bersama ke laut. Mereka ingin menjadi pelaut yang ulung dan bisa membawa kapal ke negeri-negeri yang jauh
Suatu hari, mereka naik perahu sampai ke tengah laut. “Hei lihat, ada tiga buah kapal!” seru Hang Tuah kepada teman-temannya. Ketiga kapal itu masih berada di kejauhan, sehingga mereka belum melihat jelas tanda-tandanya. Ketiga kapal itu semakin mendekat. “Lihat bendera itu! Bendera kapal perompak! “Kita lawan mereka sampai titik darah penghabisan!” teriak Hang Kesturi. Kapal perompak semakin mendekati perahu Hang Tuah dan teman-temannya.“Ayo kita cari pulau untuk mendarat. Di daratan kita lebih leluasa bertempur!” kata Hang Tuah mengatur siasat.Sesampainya di darat Hang Tuah mengatur siasat. Pertempuran antara Hang Tuah dan teman-temannya melawan perompak berlangsung sengit. Hang Tuah menyerang kepala perompak yang berbadan tinggi besar dengan keris pusakanya. “Hai anak kecil, menyerahlah… Ayo letakkan pisau dapurmu!” Mendengar kata-kata tersebut Hang Tuah sangat tersinggung. Lalu ia melompat dengan gesit dan menikam sang kepala perompak. Kepala perompak pun langsung tewas. Dalam waktu singkat Hang Tuah dan teman-temannya berhasil melumpuhkan kawanan perompak. Mereka berhasil menawan 5 orang perompak. Beberapa perompak berhasil meloloskan diri dengan kapalnya.
Kemudian Hang Tuah dan teman-temannya menghadap Sultan Bintan sambil membawa tawanan mereka. Karena keberanian dan kemampuannya, Hang Tuah dan teman-temannya diberi pangkat dalam laskar kerajaan. Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah diangkat menjadi pimpinan armada laut. Sejak menjadi pimpinan armada laut, negeri Bintan menjadi kokoh dan makmur. Tidak ada negeri yang berani menyerang negeri Bintan. Beberapa waktu kemudian, Sultan Bintan ingin mempersunting puteri Majapahit di Pulau Jawa. “Aku ingin disiapkan armada untuk perjalanan ke Majapahit,” kata Sultan kepada Hang Tuah. Hang Tuah segera membentuk sebuah armada tangguh. Setelah semuanya siap, Sultan dan rombongannya segera naik ke kapal menuju ke kota Tuban yang dahulunya merupakan pelabuhan utama milik Majapahit. Perjalanan tidak menemui hambatan sama sekali. Pesta perkawinan Sultan berlangsung dengan meriah dan aman.
Setelah selesai perhelatan perkawinan, Sultan Bintan dan permaisurinya kembali ke Malaka. Hang Tuah diangkat menjadi Laksamana. Ia memimpin armada seluruh kerajaan. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena para perwira istana menjadi iri hati. Para perwira istana menghasut Sultan. Mereka mengatakan bahwa Hang Tuah hanya bisa berfoya-foya, bergelimang dalam kemewahan dan menghamburkan uang negara. Akhirnya Sultan termakan hasutan mereka. Hang Tuah dan Hang Jebat di berhentikan. Bahkan para perwira istana mengadu domba Hang Tuah dan Hang Jebat. Mereka menuduh Hang Jebat akan memberontak. Han Tuah terkejut mendengar berita tersebut. Ia lalu mendatangi Hang Jebat dan mencoba menasehatinya. Tetapi rupanya siasat adu domba oleh para perwira kerajaan berhasil. Hang Jebat dan Hang Tuah bertengkar dan akhirnya berkelahi. Naas bagi Hang Jebat. Ia tewas ditangan Hang Tuah. Hang Tuah sangat menyesal. Tapi bagi Sultan, Hang Tuah dianggap pahlawan karena berhasil membunuh seorang pemberontak. “Kau kuangkat kembali menjadi laksamana”, kata Sultan pada Hang Tuah. Sejak saat itu Hang Tuah kembali memimpin armada laut kerajaan.
Suatu hari, Hang Tuah mendapatkan tugas ke negeri India untuk membangun persahabatan antara Negeri Bintan dan India. Hang Tuah di uji kesaktiannya oleh Raja India untuk menaklukkan kuda liar. Ujian itu berhasil dilalui Hang Tuah. Raja India dan para perwiranya sangat kagum. Setelah pulang dari India, Hang Tuah menerima tugas ke Cina. Kaisarnya bernama Khan. Dalam kerajaan itu tak seorang pun boleh memandang langsung muka sang kaisar. Ketika di jamu makan malam oleh Kaisar, Hang Tuah minta disediakan sayur kangkung. Ia duduk di depan Kaisar Khan. Pada waktu makan, Hang Tuah mendongak untuk memasukkan sayur kangkung ke mulutnya. Dengan demikian ia dapat melihat wajah kaisar. Para perwira kaisar marah dan hendak menangkap Hang Tuah, namun Kiasar Khan mencegahnya karena ia sangat kagum dengan kecerdikan Hang Tuah.
Beberapa tugas kenegaraan lainnya berhasil dilaksanakan dengan baik oleh Hang Tuah. Hingga pada suatu saat ia mendapat tugas menghadang armada dari barat yang dipimpin seorang admiral yang bernama D Almeida. Armada ini sangat kuat. Hang Tuah dan pasukannya segera menghadang. Pertempuran sengit segera terjadi. Saat itulah Hang Tuah gugur membela tanah airnya. Ia tewas tertembus peluru sang admiral.
Sejak saat itu, nama Hang Tuah menjadi terkenal sebagai pelaut ulung, laksamana yang gagah berani dan menjadi pahlawan di Indonesia dan di Malaysia
Ditulis oleh AdministratorRabu, 07 Oktober 2009 11:5
- Sastera hikayat:
Sastera hikayat ialah cerita-cerita dalam bentuk bertulis yang menggunakan bahasa Melayu lama dengan langgam bahasa dan stuktur yang tertentu, membawa cerita ajaib yang berunsur hiburan, hasil daripada imaginasi dan fantasi.
- Hikayat Merong Mahawangsa
- Sinopsis Merong Mahawangsa
- Video
- Epik berunsurkan Islam
- Contoh: Hikayat Amir Hamzah
- Hikayat Muhammad Hanafiah
- Sastera Hikayat
- Terdiri daripada tiga iaitu:
i. Sastera Hikyat Berunsurkan Hindu
- Hikayat Melayu pengaruh Hindu yang terkenal ialah hikayat yang disadur secara langsung atau petikan-petikan terjemahan daripada bahagian-bahagian tertentu daripada dua buah kitab epik Hindu iaitu:
i. Mahabharata
ii. Ramayana
ii. Sastera Hikayat Berunsurkan Hindu-Islam
- Sejenis karya sastera berasal daripada sastera Hindu dengan wajah baru yang mengandungi unsur-unsur Islam.Dihasilkan pada zaman bermulanya pengaruh Islam di alam Melayu. Pada zaman ini pengaruh Hindu masih tebal. Karya-karya sastera bercorak Hindu yang diubahsuai dengan sifat-sifat kiislaman sesuai dengan prinsip dan pemikiran Islam.
Contoh karya :i. Hikayat Marakarma/Hikayat Si miskinii. Hikayat Serangga Bayu/Hikayat Ahmad Muhammadiii. Hikayat Inderajaya/Hikayat Shahi Mardan - Contoh video Hikayat Si Miskin
iii. Sastera Hikayat Berunsurkan Islam
- Sastera Rakyat
- Sastera Sejarah
- Sastera sejarah merupakan puisi yang menarik kerana ia merungkai penceritaan dalam bentuk syair.
- Contoh Syair Singapura Terbakar
- Puisi Moden
- Sajak
- Pengenalan
- Sajak Duhai Pentafsir
- Suara di Sebalik Dinding
- Sajak Peludah Bangsa
Sajak A.Samad Said – Peludah Bahasa
Ogos 12, 2009
- Puisi Tradisional
- Gurindam
- Gurindam merupakan puisi Melayu lama yang terdiri daripada dua bait, setiap bait terdiri daripada dua baris perkataan yang sama irama akhirnya.
- Contoh Gurindam ialah:
- Gurindam serangkap dua baris
- Gurindam serangkap empat baris
- Gurindam bebas
- video gurindam bebas
- Pantun
- Pantun merupakan puisi lama yang terdiri daripada empat baris ayat, enam dan 12 baris ayat yang tiap-tiap baris ayat pula terdiri daripada dua pembayang dan dua ayat maksud.
- Jenis pantun:
1. Pantun dua kerat
2. Pantun empat kerat
- Pantun kanak-kanak
- Pantun jenaka
- Pantun bersukacita
- Pantun berdukacita
- Pantun kiasan
- Pantun budi
- Pantun nasihat
- Pantun agama
- Pantun kasih sayang
- Pantun nasib
3. Pantun enam kerat
4. Pantun lapan kerat
5. Pantun sepuluh kerat
6. Pantun dua belas kerat
7. Pantun tiga belas kerat
8. Pantun berkait
Pantun Jenaka:
Seloka- Seloka merupakan puisi yang mengandungi ajaran sperti sindiran atau teguran. Tidak mempunyai pembayang.
- Contoh:
Sudah bertudung terendak Bentan,
Dengan siapa saya sesalkan,
Sudah untung permintaan badan,
Pagar siapa saya sesarkan
- Memilih Bahan Bidang Ilmu Lain
- Subjek Kajian Tempatan
- Rancangan Pengajaran
- Subjek Pendidikan Seni Visual
No comments:
Post a Comment